Pada hari Jumat,15 Maret 2013, kami, mahasiswa kelas genap,Fakultas Psikologi USU, melakukan proses kuliah dengan sistem online. Sistem online ini diterapkan seiring dengan materi pada hari itu yaitu Teknologi dalam pendidikan.
Saya pribadi sangat antusias dalam pembelajaran dengan sistem online seperti itu. Alasan utamanya adalah karena itu pengalaman pertama saya menjalankan sistem belajar dengan online. Jadi, kami,para mahasiswa, terkoneksi dalam satu grup, berikut juga dengan dosennya. Dalam grup itu, kami dapat berdiskusi tentang materi-materi yang dibahas. Hal kedua yang saya suka adalah flexibilitas waktu dan tempat belajar. Kami bisa berada dimana saja untuk belajar online ini karena kami telah terhubung satu sama lain dengan koneksi internet. Misalnya, kami bisa belajar online di kantin sambil makan siang. :D
Dengan kemajuan teknologi zaman sekarang, manusia memang dituntut untuk melek teknologi. Para pakar percaya bahwa generasi "ubiquitous computing" akan segera datang. Yakni satu manusia akan memiliki "gadget"nya masing-masing dengan telah terhubung ke semua media-media seperti komputer dekstop, mobile, dan perangkat elektronik lainnya. Jadi dengan adanya peninjauan tentang ini, sangatlah penting bagi siswa untuk mulai belajar secara online mulai dari sekarang. Untuk beradaptasi dengan kemajuan yang ada. Dan dengan ini juga diharapkan manusia khususnya mahasiswa dapat terus belajar dan berkarya tanpa ada halangan atau alasan "gaptek".
Sekian.
Friday, March 22, 2013
Wednesday, March 20, 2013
Dampak teknologi dalam pendidikan
Perkembangan zaman yang tidak bisa dielakkan membuat manusia harus berkembang dengan dinamis dan praktis. Seolah-olah manusia terus berinovasi untuk menciptakan instrumen dan gaya yang mampu membuat otak manusia menjadi super dengan satu "klik".
Diciptakan sebagai makhluk yang berakal budi dan hasrat belajar yang tak pernah berhenti, manusia berusaha mengupayakan belajar dengan prinsip ekonomi. Yaitu mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan waktu sesingkat-singkatnya.
Dengan ini, dibuatlah peranan teknologi yang bekerja sebagai pemberi harapan belajar itu. Yaitu "e-learning". Ahaaa... :) Kalau ingat zaman dulu, belajar menulis saja harus menggunakan batu. Sekarang, tinggal tekan sana tekan sini, jadi . Semua peranan dipegang oleh otak 70%. Siapa yang kreatif, inovatif dan gesit , dia lah yang memenangkan dunia. Haha, sudah seperti teori Charles Darwin aja. :D
Terus, bagaimana pendapat kamu yang sudah mengetahui kondisi ini semua? Belajar dimana saja tanpa harus ada guru yang "real" membimbing dan memegang kapur tulis atau sebagainya?
Semua sudah berubah, walaupun belum sepenuhnya. Dampak positif yang diberi cukup banyak tetapi dampak negatif juga cukup berefek.
Yah.. seperti yang sudah kita dengar-dengar selama ini. E-learning membuat anak-anak mudah menyalurkan inspirasi dan hasil karyanya di dunia maya. Hal ini membuka peluang bagi anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik atau finansialy untuk berekspresi. Efesiensi waktu juga dapat ditingkatkan. Semua bisa diakses dalam hitungan detik dan bisa dilakukan dimana saja.
Tetapi dampak negatif yang dihasilkan tak kalah saing juga dengan dampak positif yang dihasilkan. Siswa kreatif dalam menciptakan hal baru dan kreatif juga mem-booming-kan praktik plagiarisme. Jika hal ini terjadi terus menerus, pikiran siswa yang terlahir inovatif akan tumpul perlahan-lahan. Cara cepat, mudah, dan gampang ini sangat merusak karakter siswa sebagai penerus bangsa. "E-learning" ini juga akan menumpulkan rasa empati dan sosialisasi karena siswa terbiasa belajar dan berperilaku tanpa langsung berinteraksi dengan orang lain, hal ini juga akan menumpulkan affiliasi dan ketergantungan diri terhadap orang lain, siswa hanya akan tergantung dengan teknologi dan teknologi.
Dari sisi kesehatan juga kurang baik sebetulnya. Karena siswa hanya akan duduk selama berjam-jam didepan layar komputer. Hal ini akan meninggkatkan taraf obesitas karena kurang aktivitas fisik seperti yang ada di sekolah formal dan juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada mata akibat radiasi yang terus menerus.
Pada intinya semua hal pasti ada baik dan buruknya. Tetapi kalau saya punya kewenangan untuk mengatur kurikulum atau menentukan cara proses belajar pada siswa, saya akan membuat jadwal beberapa hari untuk tetap bersekolah di sekolah formal dan 2 hari untuk bersekolah dengan "e-learning". Melek teknologi itu sangat penting dan interaksi nyata kepada lingkungan nyata juga sangat penting. :D
Sekian dan terimakasih.
SEKOLAH
Peran utama sekolah adalah mendidik individu bukan sekedar mengajar sebatas ilmu pengetahuan. Karakter dapat dibentuk dan sulit diubah. Sehingga sekolah sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak-anak yang berdampak bagi masa depan. Ilmu dapat diperoleh dari mana saja, baik hanya dengan membaca buku atau mungkin browsing internet. Tetapi sekolah menyediakan jauh lebih dari itu. Contoh : Anak-anak yang bersekolah cenderung memiliki daya juang yang lebih tinggi. Pertama dalam hal disiplin. Sejak dari kecil, anak-anak sekolah terbiasa melawan rasa kantuk untuk bangun pagi, pergi ke sekolah, membawa buku, dan sebagainya.Walaupun contoh yang diuraikan diatas sangat sederhana, namun dampak berkelanjutan dalam mental dan karakter anak sangat berpengaruh untuk masa depannya. Khususnya displin diri dan disiplin dalam dunia kerja. Juga mempermudah sosialisasi dengan orang lain. Karena, orang akan cenderung suka bergaul dengan orang yang terdidik dan disiplin dengan asumsi bahwa individu tersebut tidak susah diatur, cenderung tidak membuat onar, dan mampu beradaptasi dengan orang lain.
Sekolah juga mengajari individu tentang empati, simpati, sopan santun terhadap teman-teman sebaya, orang lebih tua, atau yang lebih kecil (adik kelas) . Ini tejadi pada sekolah formal, bukan home schooling.
Belajar berinteraksi secara langsung akan membangun affiliasi pada individu, tanggung jawab terhadap sesama, dan rasa kebersamaan
satu dengan yang lain.
Sekolah yang baik akan menghasilkan individu yang baik pula. Dengan mendidik karakter, membentuk positive mind-set, mensuplai ilmu pengetahuan dan memacu rasa ingin berkembang pada individu, sekolah menjadi lembaga yang sangat krusial dalam suatu negara. Negara yang maju pasti memiliki sekolah-sekolah dengan sistem pendidikan yang baik dan memadai sehingga menghasilkan warga negara-warga negara yang berkualitas. Oleh sebab itu, sudah sepatutnyalah Negara kita,Indonesia, lebih memperhatikan secara intens dan memberi perhatian kepada pendidikan. Keutuhan dan perkembangan negara dipegang oleh orang-orang terdidik. Dengan sistem pendidikan yang lebih bagus maka Indonesia akan memiliki orang-orang terdidik lebih banyak pula untuk memajukan negara.
Mari, peduli pendidikan yang benar. Bukan mengajari anak-anak sekedar menghapal materi, melainkan mengerti dan menghayati ilmu tersebut.
Sekolah juga mengajari individu tentang empati, simpati, sopan santun terhadap teman-teman sebaya, orang lebih tua, atau yang lebih kecil (adik kelas) . Ini tejadi pada sekolah formal, bukan home schooling.
Belajar berinteraksi secara langsung akan membangun affiliasi pada individu, tanggung jawab terhadap sesama, dan rasa kebersamaan
satu dengan yang lain.
Sekolah yang baik akan menghasilkan individu yang baik pula. Dengan mendidik karakter, membentuk positive mind-set, mensuplai ilmu pengetahuan dan memacu rasa ingin berkembang pada individu, sekolah menjadi lembaga yang sangat krusial dalam suatu negara. Negara yang maju pasti memiliki sekolah-sekolah dengan sistem pendidikan yang baik dan memadai sehingga menghasilkan warga negara-warga negara yang berkualitas. Oleh sebab itu, sudah sepatutnyalah Negara kita,Indonesia, lebih memperhatikan secara intens dan memberi perhatian kepada pendidikan. Keutuhan dan perkembangan negara dipegang oleh orang-orang terdidik. Dengan sistem pendidikan yang lebih bagus maka Indonesia akan memiliki orang-orang terdidik lebih banyak pula untuk memajukan negara.
Mari, peduli pendidikan yang benar. Bukan mengajari anak-anak sekedar menghapal materi, melainkan mengerti dan menghayati ilmu tersebut.
Subscribe to:
Posts (Atom)