Wednesday, March 20, 2013

Dampak teknologi dalam pendidikan


Perkembangan zaman yang tidak bisa dielakkan membuat manusia harus berkembang dengan dinamis dan praktis. Seolah-olah manusia terus berinovasi untuk menciptakan instrumen dan gaya yang mampu membuat otak manusia menjadi super dengan satu "klik".

Diciptakan sebagai makhluk yang berakal budi dan hasrat belajar yang tak pernah berhenti, manusia berusaha mengupayakan belajar dengan prinsip ekonomi. Yaitu mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dengan waktu sesingkat-singkatnya.

Dengan ini, dibuatlah peranan teknologi yang bekerja sebagai pemberi harapan belajar itu. Yaitu "e-learning". Ahaaa... :) Kalau ingat zaman dulu, belajar menulis saja harus menggunakan batu. Sekarang, tinggal tekan sana tekan sini, jadi . Semua peranan dipegang oleh otak 70%. Siapa yang kreatif, inovatif dan gesit , dia lah yang memenangkan dunia. Haha, sudah seperti teori Charles Darwin aja. :D

Terus, bagaimana pendapat kamu yang sudah mengetahui kondisi ini semua? Belajar dimana saja tanpa harus ada guru yang "real" membimbing dan memegang kapur tulis atau sebagainya?

Semua sudah berubah, walaupun belum sepenuhnya. Dampak positif yang diberi cukup banyak tetapi dampak negatif juga cukup berefek.

Yah.. seperti yang sudah kita dengar-dengar selama ini. E-learning membuat anak-anak mudah menyalurkan inspirasi dan hasil karyanya di dunia maya. Hal ini membuka peluang bagi anak-anak yang mempunyai keterbatasan fisik atau finansialy untuk berekspresi. Efesiensi waktu juga dapat ditingkatkan. Semua bisa diakses dalam hitungan detik dan bisa dilakukan dimana saja.

Tetapi dampak negatif yang dihasilkan tak kalah saing juga dengan dampak positif yang dihasilkan. Siswa kreatif dalam menciptakan hal baru dan kreatif juga  mem-booming-kan praktik plagiarisme. Jika hal ini terjadi terus menerus, pikiran siswa yang terlahir inovatif akan tumpul perlahan-lahan. Cara cepat, mudah, dan gampang ini sangat merusak karakter siswa sebagai penerus bangsa. "E-learning" ini juga akan menumpulkan rasa empati dan sosialisasi karena siswa terbiasa belajar dan berperilaku tanpa langsung berinteraksi dengan orang lain, hal ini juga akan menumpulkan affiliasi dan ketergantungan diri terhadap orang lain, siswa hanya akan tergantung dengan teknologi dan teknologi.

Dari sisi kesehatan juga kurang baik sebetulnya. Karena siswa hanya akan duduk selama berjam-jam didepan layar komputer. Hal ini akan meninggkatkan taraf obesitas karena kurang aktivitas fisik seperti yang ada di sekolah formal dan juga berpotensi menyebabkan kerusakan pada mata akibat radiasi yang terus menerus.

Pada intinya semua hal pasti ada baik dan buruknya. Tetapi kalau saya punya kewenangan untuk mengatur kurikulum atau menentukan cara proses belajar pada siswa, saya akan membuat jadwal beberapa hari untuk tetap bersekolah di sekolah formal dan 2 hari untuk bersekolah dengan "e-learning". Melek teknologi itu sangat penting dan interaksi nyata kepada lingkungan nyata juga sangat penting. :D

Sekian dan terimakasih.







 

No comments:

Post a Comment